Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Lambang UN melecehkan, peneliti dan penulis buku “Kiai Ridlwan Abdullah, Peran dan Teladan Penulis Lambang NU” angkat bicara
Abdul Holil, penulis dan peneliti lambang Nahdhahtul Ulama (NU) melalui bukunya yang berjudul "Kiai Ridlwan Abdullah, Peran dan Teladan Penulis Lambang NU". Don
HEADLINE

Lambang UN melecehkan, peneliti dan penulis buku “Kiai Ridlwan Abdullah, Peran dan Teladan Penulis Lambang NU” angkat bicara 

LENSAINDONESIA.COM: Geger, gara-gara rencana Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menerima kesempatan memperoleh pekerjaan tambang dari pemerintah kini menuai multi persepsi dan kontroversi.

Kebijakan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

PP Nomor 25 Tahun 2024 berlaku efektif sejak ditetapkan Presiden Jokowi tanggal 30 Mei 2024.

Terbitnya aturan tersebut, akhirnya memunculkan aksi agak ekstrim dari netizen berupa unggahan logo Nahdlatul Ulama (NU) menjadi Ulama Nambang (UN) dengan merubah beberapa item dari lambang asli NU tersebut.

Lambang UN yabg melecehkan bentuk asli lambang Nahdlatul Ulama yang hingga kini viral dibicarakan.

Lambang NU pada dasarnya menampilkan sebuah bola dunia yang dikelilingi ikatan tali dengan jumlah 99.

Kemudian di sisi atas tertera lima bintang, dan di salah satu bintang di tengah berukuran lebih besar dibandingkan empat bintang lainnya. Tergores tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab yang mengapit empat bintang lain.

Dalam unggahan sosial media X dengan akun @pasifisstate, gambar bumi yang ada di bagian tengah nampak gambar berupa alat berat sejenis ekskavator.

Kemudian di dalam gambar sembilan bintang, disisipi tulisan Rp (rupiah) dan dolar.

Sementara, tulisan NU dibalik menjadi UN yang artinya Ulama Nambang. Dominan warna logo juga diubah menjadi merah, yang sebelumnya warna hijau.

Tulisan Nahdlatul Ulama tetap berbentuk huruf Arab berikut ikatan talinya juga masih mirip dengan logo NU yang aslinya.

Dari gambar yang dirubah asal-asalan tersebut, banyak kontroversi persepsi mendarat di sejumlah sosial media. Bahkan, para praktisi pun andil mengemukakan pendapatnya terkait mencuatnya lambang UN tersebut.

Abdul Holil, penulis dan peneliti lambang Nahdlatul Ulama (NU) melalui bukunya yang berjudul “Kiai Ridlwan Abdullah, Peran dan Teladan Penulis Lambang NU” juga angkat bicara terkait pelesetan lambang NU tersebut.

Saat ditemui, ia menyampaikan, terkait lambang NU yang dipelesetkan oleh akun sosmed x yang bernama Bebel tersebut menurutnya selaku peneliti lambang NU tersebut sangat prihatin dan mengecewakan karena tidak sesuai dengan ilmiah dari penelitian yang sudah ia lakukan.

“Terkait lambang tersebut merupakan pelecehan. Terutama menitik beratkan pada tiga poin. Yakni diantaranya bintang sembilan disisipi tulisan “Rupiah (Rp)” dan “dollar” yang mengindikasikan uang. Lalu tulisan NU dibalik menjadi UN, kemudian bola dunia yang disisipkan dengan gambar sejenis ekskavator itu kaitannya dengan indikasi kebijakan proyek tambang  sudah jelas penghinaan bagi para Nahdliyin,” urai Holil kepada Lensaindonesia.com, Kamis (20/06/2024).

Ia menambahkan, lambang tersebut memang diciptakan oleh salah satu pendiri (muassis) NU yakni KH. Ridlwan Abdullah dengan melalui proses yang tak mudah dan sakral.

“Lambang yang melecehkan yang telah diunggah akun sosial media x tersebut sudah jelas itu merubah falsafah dan maknanya, dan itu sudah jelas penghinaan bagi Nahdliyin,” tandas Holil.

Dari nilai filsafat lambang NU tersebut, Holil menyatakan, bahwa lambang NU merupakan aturan dasar organisasi NU itu sendiri dan itu banyak sekali seperti halnya arti bintang sembilan itu artinya Wali Songo, ada juga ada dari para sahabat empat dan empat mazhab yang diketahui dianut oleh orang NU.

“Ini sudah jelas lambang NU tersebut bernilai filsafat tinggi. Lah kok tiba-tiba muncul tandingannya yang berani merombak lambang aslinya hingga meresahkan warga NU. Ini ada muatan politik, si pelaku harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya,” seru Holil.

Ia menegaskan, semestinya pembuat akun dan pelaku pelecehan lambang NU tersebut harus disanksi khususnya para pengurus PBNU dan badan otonomi yang mestinya harus bersikap tegas.

“Aksi ini sudah jelas penghinaan dan menciderai nilai perjuangan dari Nahdlahtul Ulama. Nah, untuk itu kita sebagai generasi Nahdliyin mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan mengimplementasikan nilai filsafat lambang NU tersebut untuk kehidupan kita di dunia ini,” pungkas Holil.@Eld-Licom

Related posts